Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Muslimah-Muslimah, Saudariku, Sahabatku

Sahabat adalah tempat Anda membuka isi hati yang paling dalam, bukan? Namun jangan percayakan 'isi perut' Anda kepada selain Muslim, begitu perintah Allah. Jadi, hati-hati memilih sahabat!

PERSAHABATAN DALAM ISLAM

Sahabat yang baik bukalnlah hanya yang menemani kita dalam susah dan senang. Tetapi, sahabat yang baik adalah yang menemani kita dalam perjuangan di Jalan Allah. Yang menemani kita mengarungi cobaan hidup untuk mencapai tujuan akhir yang sama, yaitu ridha Allah. Sehingga pada akhirnya, Insya Allah, sahabat yang baik akan menemani kita duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan yang disediakan Allah di surga, dengan sejahtera dan aman.

"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam surga dan di dekatnya mata air-mata air yang mengalir. Masuklah ke dalam dengan sejahtera lagi aman. Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada di dalam hati mereka sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya." (Al-Qur'an Surah Al-Hijr: 45-48).

Dapat kita lihat bagaimana Islam memberikan makna yang luar biasa terhadap persahabatan. Persahabatan tidak hanya dimaknai sebagai hubungan sukarela atas dasar keuntungan lahiriah maupun batin, seperti materi, kebahagiaan duniawi, kenyamanan dan sebagainya. Sungguh definisi Islam mengenai persahabatan memang jauh mendalam dan kaya.


Gambar: http://www.leladies.com

1. Saling mencintai dan mengasihi karena Allah Ta'ala

Persahabatan di dalam Islam memiliki kaitan yang erat dengan aqidah dan kecintaan kepada Allah Ta'ala, sehingga dalam Islam seorang sahabat diartikan sebagai seorang yang mampu memelihara sahabatnya dengan rasa saling cinta dan kasih sayang serta seorang yang mampu melaksanakan hak-hak sahabatnya dengan baik meskipun tidak mendapat imbalan materi dengan tindakannya itu. Hal ini terjadi sebab ia melakukannya karena Allah Ta'ala semata dan mengembalikan semua kepada keimanannya dan mengharap pahala dan balasan dari-Nya.

2. Persaudaraan

Bahkan, di dalam Islam, ikatan yang terwujud persahabatan sejati antara sesama Muslim semakin diperkokoh dengan menjadikannya ikatan persaudaraan.
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara" (Al-Qur'an Surah Al-Hujarat: 10).

3. Mencintainya seperti mencintai diri sendiri

Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: "Laa yu'minu ahadukum hatta yuhibbu li akhiihi maa yuhibbu linafsihi. Tidaklah beriman seseorang di antara kalian sebelum mencintai bagi saudaranya sesuatu yang dia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dahsyatnya kekuatan persahabatan yang dilandaskan atas kesempurnaan iman dapat kita lihat dalam kisah berikut ini:
Diriwayatkan oleh Al-Qurthubi bahwa Al-Adawy berkata:
"Ketika terjadinya Perang Yarmuk aku pergi mencari anak pamanku dengan maksud memberinya minum pada saat ia menjelang tiba ajalnya. Ia aku temui dalam keadaan sakaratul maut. Aku dekati sambil membawa bekal minuman dan kutanya: 'Apakah engkau ingin minum?' Ia apun mengangguk tanda setuju. Tiba-tiba terdengar olehnya rintihan seorang temannya lalu ia mengisyaratkan agar menemuinya. Ternyata orang tersebut Husein bin 'Ash. Aku bertanya kepadanya: 'Apakah Anda ingin minum?' Ia mengangguk tanda setuju. Akan tetapi ia tidak jadi meminumnya ketika terdengar olehnya suara rintihan sahabat lain yang terluka. Aku disuruhnya menemui sahabat tersebut dan akupun menemuinya. Akan tetapi ketika aku sampai di tempatnya ternyata ia telah gugur. Kembali aku bergegas menengok Husein, tetapi rupanya ia pun telah syahid. Kemudian aku bergegas pergi menemui anak pamanku. Dan ternyata ia telah syahid menemui Allah Azza wa Jalla. Akhirnya tidak seorang pun dari ketiga sahabat tadi sempat minum air yang aku tawarkan kepadanya karena masing-masing lebih mengutamakan kepentingan yang lain daripada kepentingan dirinya sendiri."

4. Saling membantu, menguatkan dan mengingatkan

Sahabat yang baik bukan hanya yang menolong kita dalam urusan dunia. Sahabat yang baik adalah yang menolong menghindarkan kita dari jilatan panas api neraka. Senantiasa mengingatkan kita akan kebaikan dan meningkatkan semangat untuk beribadah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala menentukan batasan kriteria persahabatan ini melalui lisan Nabi Musa 'alaihissalam:

"Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku (yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkanlah dengan dia kekuatanku. Dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Mengetahui (keadaan) kami." (Al-Qur'an Surah Thaaha: 29-35)

Terdapat tiga sifat pokok dalam persaudaraan karena Allah, yaitu: saling membantu dalam kehidupan, berseketu dalam menghadapi menghadapi permasalahan, dan perlindungan untuk senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dua insan yang bersaudara karena Allah adalah ibarat sepasang tangan sehingga jika yang satu kotor maka yang lainnya membersihkan. Demikian juga dengan persaudaraan karena Allah, hendaknya mereka berdua berusaha saling menutupi aib saudaranya masing-masing, menghilangkan aib itu dengan banyak saling mengingatkan, saling menasehati, dan saling berwasiat dalam kebenaran.

MANFAAT PERSAHABATAN BAGI KAUM MUSLIM

Betapa banyak janji-janji kenikmatan yang diberikan oleh Allah untuk orang-orang yang bersahabat, dan saling mencintai karena Allah:

1. Memperoleh cinta Allah

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah berfirman, cintaKu pasti akan mereka peroleh bagi orang yang saling memadu cinta karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku."

2. Tidak merasakan kecemasan dan ketakutan di hari kiamat

Disediakan bagi sekelompok orang kursi-kursi di sekitar Arsy di hari Kiamat, wajah mereka seperti bulan di malam purnama. Pada saat manusia merasa cemas, mereka tidak merasakan kecemasan, pada saat manusia ketakutan, mereka tidak merasa takut. Mereka adalah wali-wali Allah yang tidak ada rasa takut bagi mereka dan mereka tidak pernah berduka." Lalu ada yang bertanya, 'Siapakah mereka itu ya Rasulullah?" Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah".

3. Para Nabi dan syuhada iri kepada orang yang saling mencintai karena Allah

Abu Hurairah radhiyallahu'anhu meriwayatkan, "Sesungguhnya di sekitar Arsy terdapat mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya. Di atasnya ada orang-orang yang berpakaian cahaya dan wajah mereka pun bercahaya. Mereka bukan nabi dan bukan syuhada. Para nabi-nabi dan syuhada merasa iri kepada mereka." Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, jelaskan sifat mereka kepada kami". Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, orang-orang yang saling menghadiri majelis karena Allah dan orang-orang yang saling mengunjungi karena Allah." (HR. An-Nasai)

4. Mendapat naungan Allah di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya

Di akhirat Allah berfirman, "Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganku." (HR. Imam Muslim)

Kenikmatan dan keberkahan dari Allah pada mereka yang saling mencintai karena-Nya pun tidak hanya akan dirasakan saat di akhirat saja. Insya Allah, limpahan keberkahan itupun sudah dapat dirasakan di dunia:

5. Memperkuat dan merasakan manisnya persatuan umat Islam

Dengan persatuan yang lebih kokoh, umat Islam tidak akan dengan mudah terpecah belah.

6. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis individu

Ini karena adanya perasaan dihargai, disayangi dan dicintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala. Banyak penelitian yang telah membuktikan bagaimana manusia membutuhkan interaksi antarpribadi dan berhubungan dengan seseorang yang memedulikan kesejahteraan mereka, menyayangi dan mencintai mereka.

7. Memperkuat kestabilan emosi

Karena adanya komunikasi yang terus-menerus dalam bentuk bimbingan dan arahan dari teman yang shalih atau shalihah saat diri sedang mengalami penurunan kadar keimanan. Dengan memberikan dukungan kepada sahabat, emosi positif seperti cinta, kasih sayang, dan perhatian akan mudah timbul pada diri seseorang dibanding orang yang jarang memberikan dukungan terhadap sahabat.

Dengan menyediakan dukungan, persahabatan mempermudah penyesuaian diri terhadap cobaan atau tekanan hidup.




Dikutip dari Majalah Alia, oleh: Erika Elifiani

Posting Komentar untuk "Muslimah-Muslimah, Saudariku, Sahabatku"