Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memanah, Berenang Dan Berkuda, Pasti Bisa!

Ada beberapa olah raga yang dianjurkan Rasulullah, namun yang paling dikenal adalah anjuran untuk belajar memanah, berenang, dan berkuda. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah hadits: "Ajarkanlah anak-anakmu memanah, berenang, dan berkuda" (HR. Nasa'i)

Dr. Ing. Fahmi Amhar, seorang peneliti ilmiah bidang analisis informasi di Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) Jakarta mengatakan, ketiga olah raga ini terkait dengan "seni bertahan hidup", baik di masa damai maupun perang. Memanah pada masa itu merupakan keterampilan untuk berburu, di mana saat itu masih banyak binatang yang dapat diburu. Berenang merupakan keterampilan untuk menyelamatkan diri ketika ada banjir atau ketika perahu yang dinaiki bermasalah. Berkuda merupakan keterampilan untuk berkendaraan yang cukup cepat.

Gambar: http://www.khsblog.com
Asbabul wurud (latar belakang) hadits tersebut sebetulnya adalah persiapan jasmani untuk melakukan bela agama, negara, harga diri serta tarbiyatul badani (pembinaan jasmani). Dulu, menunggang kuda adalah salah satu penopang peperangan yang dapat mengantarkan kemenangan. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah." (QS: Al-Anfal: 60)

Selain itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga menekankan urgensi kekuatan bagi seorang mu'min dengan segala maknanya, sebagaimana sabda beliau, "Mu'min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mu'min yang lemah." (HR. Muslim)

Lebih dari itu, Al-Qur'an juga di beberapa ayat memperhatikan akan pentingnya membentuk jasmani yang kuat. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat Al-Qashash ayat 26, "Karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat fisiknya lagi dapat dipercaya."

Berbicara ketiga oleh raga ini pada zaman sekarang, berarti bicara tentang keistimewaan ketiganya. Memanah memerlukan persiapan, kecermatan, ketajaman, indera, kehalusan perasaan, dan sebagainya. Demikian juga dengan berkuda. Ini adalah satu-satunya olah raga yang melibatkan makhluk hidup lain, yang tanpanya kita tidak akan dapat berbuat apa-apa.

Sedangkan berenang adalah olah raga yang melatih seluruh otot tubuh. Berenang juga olah raga yang dapat dilakukan sampai usia lanjut. Oleh karena itu, Rasulullah menganjurkan para orang tua untuk mengajarkan kepada anak-anak, sebab sangat baik untuk membentuk fisik agar tubuh mereka sehatm kuat, proporsional, dan melatih sportivitas.

Meski demikian, Rasulullah pernah juga melakukan balap lari dan gulat. "Jadi, meski tidak dianjurkan secara eksplisit, Rasulullah sendiri pernah rutin balap lari dengan istrinya, Aisyah. Padahal Rasul sudah usia 50 tahun lebih, Aisyah masih belasan tahun. Pada awalnya Aisyah yang menang. Namun, ketika Aisyah semakin gemuk, Rasul yang menang," terang Fahmi.

Demikian juga Nabi, kadang-kadang melatih gulat dengan salah seorang sahabat. "Beliau tidak jaim, mentang-mentang Nabi dan kepala negara terus tidak pernah olah raga yang ada kontak fisik dengan orang lain," imbuh Fahmi.

Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak penelitian yang mengklaim bahwa memanah, berenang, dan berkuda masing-masing dapat meningkatkan kecerdasan pada anak, meningkatkan kesehatan bahkan terapi beberapa penyakit.

Sekarang, memanah tidak lagi digunakan untuk berperang karena sudah digantikan dengan senapan dan sejenisnya. Kuda bukan lagi menjadi alat transportasi karena sudah tergantikan oleh kendaraan bermesin. Ketiganya juga menjadi bagian dari rekreasi dan hobi.

Namun, tentu saja anjuran Rasulullah itu berlaku sepanjang masa. "Mungkin kuda sama saja dengan bersepeda, tetapi ya tidak sama persislah. Sepeda 'kan benda mati bukan makhluk hidup yang perlu didekati dan dirawat dengan perasaan," kata pria yang meraih penghargaan Peneliti Terbaik Bidang Teknologi Rekayasa dalam Pemilihan Peneliti Muda Indonesia.

Demikian juga memanah tidak bisa digantikan begitu saja dengan salah satu alat perang lainnya apakah itu pedang atau senapan, golok, toya, double stick, dan sebagainya. Pedang itu alat perang jarak dekat, sedang panah itu alat perang jarak jauh. Senapan memang juga alat perang jarak jauh, tetapi memanah membutuhkan kecermatan yang bahkan lebih tajam lagi.

MEMANAH

Sebagian literatur menyatakan, panahan sudah ada sejak 5000 tahun lalu. Awalnya, hanya digunakan untuk berburu tapi kemudian berkembang sebagai senjata dalam pertempuran.

Cerita tentang panahan pada masa Rasulullah terdapat dalam sebuah hadits: Dari Salamah bin Akwa' radhiyallahu'anhu, katanya: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melalui satu kaum dari suku Aslam. Mereka berlomba memanah. Lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Panahlah hai Bani Ismail! Nenek moyang kamu adalah orang yang pintar memanah. Panahlah! Saya di pihak Bani Polan." Kata Salmah: salah satu dari dua golongan itu menahan tangannya (tidak memanah). Rasulullah Shallallahu 'alihi wa sallam bertanya, "Kenapa kamu tidak memanah?" Jawabnya, "Bagaimana kami akan memanah sedang tuan di pihak mereka! Nabi bersabda, "Panahlah! Sesungguhnya saya di pihak semua!" (HR. Bukhari)

Dalam perkembangannya, panahan kemudian menjadi olah raga yang ada di hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Namun harus diakui, jika olah raga ini bukanlah jenis yang difavoritkan masyarakat sehingga tidak menarik perhatian yang besar.

Hal tersebut disebabkan anggapan bahwa panahan adalah olah raga yang yang membutuhkan sarana dan prasarana yang harus memadai dan keahlian khusus. Memang dalam panahan modal yang paling utama adalah konsentrasi yang sangat maksimal untuk mengincar satu titik kecil di bulatan target yang berada di hadapan pemanah.

Tapi bukan berarti olah raga ini sulit, Anita Larasati, pelatih panahan sekaligus guru panahan SMPN 3 Cibadak, Sukabumi, mengatakan, seperti olah raga lain, teknik panahan juga bisa dipelajari.. Bagi para pemula, kata Anita, mereka tentu akan diajarkan mulai dari pengenalan alat-alat, teknik serta prinsip-prinsip dasar memanah seperti keajegan (consistency) sikap bahu dan lengan penahan busur satu garus lurus, menarik (drawing) busur, keseimbangan, mengontrol mata, dan lain-lain,

Seperti olah raga lain, panahan juga memerlukan kondisi tubuh yang prima dan tenaga. Apalagi panahan mengandalkan kekuatan pada tangan, untuk menarik busur, "Kalau yang tidak biasa, mengangkat busur saja itu sudah sulit, karena berat," kata Anita.

Meski terlihat hanya diam dan memegang busur, namun sebetulnya semua otot bagian depan hingga punggung ikut bekerja menopang tubuh dan lengan penarik (draw hand) menarik busur dan membidik. Untuk itu, para pemanah ini juga ditunjang dengan olah raga lain seperti renang dan fitnes. "Kalau mau olah raga 'kan pemanasan dulu, panahan juga sama. Untuk menguatkan fisik, mereka tambah olah raga fisik," kata pengurus Perpani Kabupaten Sukabumi ini.

Olah raga ini bisa dimulai dari anak-anak usia sekolah dasar. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi psikologis anak tersebut. Sebab, tidak semua anak bisa diam dan konsentrasi penuh dan mengandalkan kekuatan tangan.

"Bagi para pengajar harus jeli melihat psikologis anak. Anak dipaksakan panahan tapi tidak bisa, 1000 kali dikasih busur akan selalu gagal. Karena itu lihat potensi anak," tutur wanita yang hobi off road ini.

Lalu apa kelebihan panahan dan pengaruhnya terhadap anak? Sebagai pelatih, Anita melihat banyak pengaruh positif yang dilihat pada anak didiknya, terutama soal sikap. "Mereka lebih peduli, lebih toleransi pada temannya, juga lebih sabar. Mungkin karena kalau latihan bersama-sama hingga selesai, menunggu alat, dan lain-lain," tutur ibu satu anak ini. Selain itu lanjut Anita, mereka menonjol dan berprestasi di sekolah. "Mereka rata-rata pintar dan mudah menyerap pelajaran. Dan yang jelas mereka lebih konsentrasi saat belajar," terangnya.

Menurut Anita, untuk belajar memanah atau menjadi seorang pemanah sangat mudah, selain di klub-klub Perpani, terdapat juga klub panahan di kampus-kampus. Bahkan untuk menjadi seorang atlet profesional, di beberapa daerah tanah air sudah ada sekolah-sekolah negeri yang dipilih untuk melahirkan atlet-atlet muda berbakat termasuk panahan, salah satunya SMPN 3 Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat.

BERENANG

Berenang adalah olah raga yang melibatkan semua otot di seluruh bagian tubuh. Olah raga ini juga melancarkan organ-organ vital, seperti jantung dan paru-paru terlatih sesuai dengan kinerjanya. Karena renang membuat otot dada dan paru-paru mengembang yang membuat kapasitasnya makin besar.

Berenang juga sangat efektif membakar lemak. Menurut penelitian, 25 persen kalori bisa terbakar dengan berenang secara rutin. Selain itu, renang juga menguatkan tulang dan melenturkan urat syaraf. Ini yang membuat daya tahan tubuh meningkat, sehat dan bugar.

Berenang memang olah raga untuk semua usia dan kondisi. Sejumlah dokter menyarankan beberapa ibu hamil - dengan waktu yang tidak terlalu lama tentunya - berenang untuk mempermudah kelahiran. Bahkan berenang pun dianggap sebagai terapi beberapa penyakit.

Berenang bisa dimulai dari usia bayi sekitar tiga bulan. Menurut sejumlah penelitian, saat usia tiga sampai tujuh bulan bayi adalah perenang-perenang andal karena sudah terbiasa berenang saat di perut ibu. Jadi, mereka sudah mempunyai refleks ketika memasuki air.

Selain menyehatkan, olah raga yang juga digunakan sebagai ajang rekreasi ini dikenal sebagai olah raga yang bisa mencerdaskan anak-anak. Para peneliti dari Melbourne, Australia dan Norwegian University of Science and Technology sepakat menyatakan, bayi yang diajarkan berenang sejak usia dini cenderung memiliki keunggulan fisik, emosional, dan sosial, serta IQ yang lebih tinggi dari anak-anak yang tidak diajarkan berenang.

BERKUDA

Meski sebagai salah satu olah raga yang disunnahkan, seperti halnya memanah, berkuda juga tidak menjadi olah raga ataupun tontonan favorit kebanyakan masyarakat. Tak heran, jika olah raga ini terlihat hanya diminati sebagian kalangan.

Lomba pacuan kuda juga dilakukan pada masa Rasulullah. Sebuah hadits menyebutkan: Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhu katanya: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam peernah mengadakan pacuan kuda yang telah dilatih antara Hayfa dan Tsaniyatul Wada'. Kuda yang diperlombakan ialah kuda-kuda yang dilatih dan tidak dilatih, dan diadakan perlombaan antara Tsaniyah ke Masjid Banu Zuraiq. Dan Abdullah bin Umar termasuk orang yang ikut dalam pacuan kuda yang tidak dilatihnya." (HR. Bukhari)

Berkuda (equestrian) sendiri merupakan salah satu olah raga yang unik. Sebab melibatkan dua makhluk yang berbeda: manusia dan binatang. Karena itu diperlukan sebuah chemistry antara keduanya. Caranya, dengan membiasakan berlatih, beradaptasi dengan sang hewan dan memperlakukan kuda dengan kasih sayang sehingga keduanya saling mengetahui mengetahui karakter masing-masing.

Jadi, untuk seorang atlet berkuda wajib menguasai teknik berkuda dan kuda yang ditungganginya. Karena itu, untuk menjadi seorang atlet berkuda memang butuh waktu. Makanya, ada batasan dan tingkatan usia untuk yang tertarik menekuni olah raga berkuda. Untuk pengenalan yang digunakan adalah kuda poni.

Seperti halnya olah raga yang lain yang sarat dengan manfaat. Berkuda diyakini mempunyai manfaat sebagai terapi kesehatan bagi para pecandu obat-obatan terlarang. Sleepy Hollow Therapeutic Riding Centre dan South African Riding for the Disabled Association (SARDA) menyatakan, berkuda juga mempunyai manfaat untuk mengobati masalah pada anak, seperti psikologis, mental, emosional, lemah fisik, kemampuan bicara bahkan autisme.

Anak yang memiliki masalah mental dan emosional, serta kendala belajar, kegiatan berkuda membantu berkonsentrasi, sabar dan disiplin tinggi. Sedangkan bagi yang mengalami hambatan fisik, misalnya kaki lumpuh, berkuda merupakan cara mereka menikmati kebebasan yang tidak bisa mereka dapat selama ini. Duduk di atas kuda juga akan melatih otot mereka.

Manfaat lain yang dirasakan, postur dan bentuk tetap tegak dan terjaga hingga jelang usia senja. Karena dalam berkuda diharuskan untuk selalu tegak menjaga keseimbangan tubuh dengan derap langkah yang kuda. Makanya, olah raga ini banyak juga diminati para perempuan. Mereka ingin bentuk tubuh mereka ideal hingga lanjut usia. Tak heran, kalau berkuda juga digandrungi para selebritas.

OLAH RAGA MAHAL?

Dari ketiga olah raga yang dianjurkan Rasulullah, tampaknya hanya berenang yang mudah dari segi sarana dan prasarana, serta murah. Sedikit sekali yang mengikuti sunnah Rasulullah untuk berkuda dan memanah. Hal tersebut disebabkan pandangan terhadap ke dua kegiatan tersebut yang dianggap sebagai olah raga mahal.

"Ah, tidak juga," sanggah Anita Larasati. Menurutnya untuk latihan tidak harus selalu yang bagus. Di sekolahan tempatnya melatih, ia mengaku menggunakan alat panahan yang sangat sederhana. Harganya sekitar 2 juta-3,5 juta.

Memang untuk alat yang sangat bagus terhitung cukup mahal. Kisaran harganya, 20 hingga 30 juta ke atas. Tapi itu pun hanya untuk kalangan profesional, seperti atlet atau orang yang betul-betul hobi dengan memanag. "Untuk latihan dasar yang sederhana saja sudah sangat cukup. Apalagi kalau di sekolah, bergantian dengan teman. Kalau profesional memang alatnya harus bagus karena untuk kejuaraan tingkat internasional," tutur wanita yang hobi berbagai jenis olah raga petualangan ini.

Untuk sarana latihan, menurut Anita, tidak memerlukan kawasan yang bagus, cukup lapangan atau halaman sekolah. Hanya ketika latihan berlangsung harus steril dari lalu lalang manusia. "Menghindari kalau ada anak panah yang meleset. Kalau banyak orang bisa kena. Kalau masih latihan 'kan pasti banyak yang meleset dari target," terangnya.

Begitu juga dengan berkuda, untuk kelas atlet atau profesional, memang diperlukan biaya yang sangat tinggi. Kudanya saja menurut Rafiq harus didatangkan dari luar negeri. Rata-rata dari negara-negara Eropa. Harganya pun cukup fantastis, enam ribu Euro untuk seekor kuda. Tak heran untuk perawatan sehari-hari, kesehatan, makanan, dan lainnya memerlukan biaya yang sangat besar.

Bahkan untuk menunjang kemampuan, seorang atlet equestrian bersama kudanya dikirim ke luar negeri seperti Jerman, Portugal, dan beberapa negara Eropa untuk latihan supaya menjadi atlet yang mumpuni untuk tingkat internasional.

"Tapi kalau yang ingin berlatih tidak mempunyai kuda tidak masalah, tinggal datang ke riding school. Ada kuda-kuda khusus untuk berlatih yang membawa kenyamanan bagi penunggangnya terutama pemula dan tentunya akan terus di bawah pengawasan pelatih. Semakin sering berlatih akan mengerti balance mengendarai kuda," terang Rafiq.

Menurut Fahmi, untuk mempelajari ketiga olah raga tersebut sebetulnya bukan hal yang sulit. Sebab, sekarang sudah banyak sarana yang menyediakan penyewaan panahan dan berkuda. Terutama di tempat-tempat rekreasi outdoor. Sekarang, keduanya sudah menjadi bagian dari olah raga rekreasi seperti halnya berenang.

Untuk berkuda, Anda bisa pergi ke tempat-tempat penyewaab kuda. Di Banding misalnya, di depan kebun binatang (di sekitar Masjid Salman ITB), atau di kawasan Jalan Cilaki, di mana banyak terdapat penyewaan kuda dengan harga yang relatif murah. Biasanya, satu keliling sekitar 15 menit dihargai 10 ribu-15 ribu. Tanpa batasan usia, dari batita sampai orang tua bisa menikmati. Jadi, meski tidak menjadi seorang profesional, bukan halangan kita mengenal dan mempelajari anjuran Rasulullah yang sarat dengan manfaat, hikmah, dan pahala di dalamnya. Wallahu a'lam bish shawab.




Dikutip dari Majalah Aulia, oleh: Wina Tresna Rahayu

1 komentar untuk "Memanah, Berenang Dan Berkuda, Pasti Bisa!"

  1. Sayangnya khursus ini masih terbatas, dan yg saya tahu Ada di tangerang. Sayang sekali jika orgtua tidak tahu olahraga hebat ini,yg mustI di terapkan pada anak sejak dini

    BalasHapus