Lindungi Diri Dari Kepikunan
Maklum sudah sepuh, jadi pikun. Kalau sudah tua memang gampang lupa. Sering kita mendengar orang berkata seperti itu. Seolah-olah kalau sudah lanjut usia (lansia) pastilah jadi pikun. Belum tentu. Minta pada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar kita diberi umur panjang yang barakah dan tidak pikun, agar bisa semakin rajin beribadah di usia Anda yang sudah di ujung senja.
Allah berfirman, "Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tiin: 4). Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menciptakan manusia sebagai makhluk paling sempurna dilengkapi dengan akal pikiran yang membedakannya dengan makhluk hidup lain. Saking sayangnya Allah Ta'ala kepada manusia, maka diutuslah Rasul-Rasul untuk membawakan petunjuk mengenai cara menjalani hidup agar selamat dunia akhirat.
![]() |
Gambar: http://www.havoi.com |
Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, " Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya." (QS. At-Tiin: 5). Begitulah takdir manusia. Tumbuh kembang manusia sejak lahir secara bertahap bisa berjalan, berbicara dan akal pun berkembang. Hingga akhirnya mencapai usia dewasa dan kelak menjadi tua. Perlahan-lahan rambut yang tadinya hitam menjadi beruban, badan menjadi lemah, tenaga semakin berkurang, akal pikiran pun mulai lemah, telinga mulai kurang mendengar dan mulailah pelupa.
Karenanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan agar kita memohon kepada Allah jangan sampai dikembalikan kepada umur sangat tua dan pikun. Doa yang diajarkan Rasulullah adalah, "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bakhil dan pemalas, tua dan kembali pikun, daripada siksa kubur dan fitnah Dajjal dan fitnah hidup dan fitnah mati. (HR. Bukhari dari Anas bin Malik)
Menurut keterangan Sayyiddina Ali bin Abi Thalib, kembali kepada umur tua renta ardzalil-'umur itu ialah usia 75 tahun. Di dalam Al-Qur'an umur tua renta ardzalil-'umur itu disebutkan sampai dua kali. Allah Ta'ala berfirman, "Dan Allah telah menciptakan kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun) sehingga dia tidak mengetahui lagi seseuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Mahamengetahui, Mahakuasa." (QS. An-Nahl: 70).
Tentang pikun ini, Allah Ta'ala juga berfirman, "Wahai manusia, jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai ke pada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun) sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbukan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah." (QS. Al-Hajj: 5)
Pikun dapat dicegah. Pencegahan paling ampuh adalah dengan tidak pernah jauh dari Al-Qur'an. Jadikanlah Al-Qur'an sebagai bacaan Anda setiap waktu. Diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas dan Ikrimah, "Barang siapa yang mengumpulkan Al-Qur'an tidaklah akan dikembalikan kepada ardzalil-'umur atau tua pikun."
Mengutip transkrip dari syarah al-manzhumah al bayquniyyah, Al-Utsaimin, ketika menjelaskan bait syair yang ke empat, diterjemahkan oleh Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal. Asy-Syaikh Muhammad bin Saleh Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, jika ada yang bertanya: Apakah lupa ada penawar atau obatnya? Kami menjawab: Iya, ada obatnya, dengan keutamaan dari Allah, yaitu menulis.
Bukankah kita menulis disertai dengan membaca? Kegiatan inilah yang dapat mengasah otak Anda supaya tidak pikun. Allah Ta'ala berfirman, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal daging. Bacalah, dan Tuhan-mulah yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-Alaq: 1-5)
Semakin tua seseorang dalam keyakinan maka Allah Ta'ala akan semakin sayang. Seperti dijelaskan dalam hadits berikut ini. "Seorang anak yang dilahirkan apabila telah mulai bertumbuh pengertiannya, jika dia bekerja yang baik, ditulislah pahala untuk ayahnya atau kedua orangtuanya. Dan jika dia berbuat salah, tidaklah ditulis untuk dirinya dan tidak untuk orangtuanya. Apabila dia telah berkesadaran, mulailah berjalan Qalam Tuhan, diperintahkan Tuhan dua malaikat yang selalu menyertainya agar anak itu dijaga baik-baik dan diawasi. Apabila telah mencapai empat puluh tahun dalam Islam, diamankan Allahlah dia dari bala bencana yang tiga macam: (1) gila, (2) penyakit kusta, (3) penyakit balak.
Apabila telah mencapai enam puluh tahun diberi Allahlah dia kesukaan kembali kepada Allah (Inabah) dengan amalan-amalan yang disukai Allah. Apabila dia telah mencapai tujuh puluh tahun, jatuh cintalah kepadanya seluruh isi langit. Apabila dia telah mencapai delapan puluh tahun, dituliskan Allahlah segala kebaikannya dan dilampaui Tuhan saja kesalahan-kesalahannya. Apabila dia telah mencapai sembilan puluh tahun, diampuni Allahlah dosa-dosanya, yang terdahulu dan yang terkemudian, dan menjadi syafa'atlah dia pada kalangan ahli rumahnya dan ditulislah dia sebagai Aminullah (kepercayaan Allah) dan adalah dia tawanan Allah di muka bumi-Nya. Apabila telah mencapai dahulunya, akan dituliskan Allah tentang dirinya yang baik-baik saja, sebagaimana yang diamalkannya di waktu sehatnya dahulu, dan kalau dia berbuat salah, tidaklah dituliskan apa-apa." (Riwayat Abu Ya'la dari Hadits Anas bin Malik)
Dikutip dari Majalah Aulia
Haduhhh saya baru merealisasikanya seminggu sekali, tiap hari jumat aja, pantes rentan lupa hehe
BalasHapus