Mesra Sampai Tua
Tidak ada jalan hidup lain di dunia ini yang memberikan konsep harmoni rumah tangga yang sempurna seperti yang diberikan oleh Islam. Rumah tangga yang penuh dengan sakinah, mawaddah dan penuh rahmah sebagaimana yang dinyatakan di dalam Al-Qur'an adalah tujuan pernikahan yang tak dimiliki oleh konsep rumah tangga dalam berbagai jalan hidup lainnya.
Rumah tangga yang paling hangat dan melekatkan hati suami dengan istri seharusnya adalah rumah tangga Muslim. Rumah tangga yang paling mesra dan seksi, seharusnya adalah milik suami-istri Muslim. Rumah tangga yang paling menebarkan kasih sayang dan manfaat bagi umat seharusnya adalah rumah tangga Muslimin. Itulah kosep sakinah, mawaddah dan rahmah.
![]() |
Gambar: http://www.suaraislam.com |
Namun sebagaimana banyak karunia Allah lainnya, rumah tangga seperti itu harus diikhtiarkan. Kemesraan pasangan suami istri (pasutri), khususnya kemesraan di malam hari, tidak boleh diremehkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam banyak haditsnya, kerap menyinggung soal pentingnya kemesraan pasutri ini. Misalnya, terkait perintah pada masing-masing pasutri agar tidak membiarkan penampilannya lecek, kotor, dan beraroma tak sedap.
Para istri diperintahkan memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada suami, tentunya selama perintah suami tidak bertentangan dengan ketentuan Allah. Dan sudah tentu bahwa memenuhi kebutuhan suami adalah salah satu ibadah yang mulia. Para istri sebaiknya juga menyadari bahwa ketika ia memenuhi kebutuhan syahwat suaminya, ia sekaligus memelihara kehormatan suaminya, menundukkan pandangannya, serta membuatnya profesional dalam bekerja. Jika suami bekerja dengan syaraf yang rileks, lapang dada, dan mengerjakan tugas kantornya dengan etos kerja yang tinggi karena merasa di dalam rumah tangganya dia mendapatkan ketentraman lahir dan batin, betapa berartinya hal itu bagi karier suami.
Sebaliknya, coba bayangkan, seandainya suami bekerja tidak tenang, urat syarafnya tegang, selalu salah, atau tidak optimal dalam menyelesaikan semua tugas kantornya, lantaran ia berangkat kantor dalam keadaan gundah sebab istrinya menolak ajakannya di malam hari. Karena itu Rasulullah menjanjikan pahala yang sepadan bagi setiap istri yang memberikan pelayanan optimal kepada suaminya.
PENTINGNYA BAHASA TUBUH
Seiring bertambahnya usia perkawinan, termasuk umur masing-masing pasangan, banyak pasutri merasa canggung mengekspresikan rasa sayangnya. Alasannya, malu lantaran sudah tua atau karena menganggap hubungannya tidak butuh lagi bumbu kemesraan.
Sebenarnya, usia bukan alasan untuk mengurangi kemesraan hubungan rumah tangga. Apalagi karena bermesraan termasuk bagian penting dalam menjaga keharmonisan keluarga Muslim. Dengan bermesraan, suami istri dapat saling menunjukkan kasih sayang, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal.
Ucapan yang manis, kata-kata yang manja, dan ajakan yang lembut, adalah bentuk kemesraan verbal yang bisa dilakukan suami istri. Sedangkan sentuhan tangan dan gerak tubuh lainnya adalah kemesraan dalam bentuk nonverbal. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sekalipun, tidak pernah menganggap remeh pentingnya kemesraan nonverbal dengan istrinya. Dan Rasulullah memang dikenal sebagai pria yang mesra.
Ada beberapa hal yang biasa dilakukan Rasulullah untuk menjaga kemesraan dengan istrinya:
1. Tidur dalam Satu Selimut Bersama Istri
"Ketika beliau sedang berada dalam satu selimut dengan Aisyah, tiba-tiba Aisyah bangkit. Beliau kemudian bertanya, "Mengapa engkau bangkit?" Jawabnya, "Karena saya haid, wahai Rasulullah." Sabdanya, "Kalau begitu, pergilah, lalu berkainlah dan dekatlah kembali kepadaku." Aisyah pun masuk lalu berselimut bersama beliau." (Riwayat Sa'id bin Manshur)
2. Memberi Wangi-Wangian pada Auratnya
Aisyah berkata, "Sesungguhnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila meminyaki badannya, beliau memulai dari auratnya dan mengolesinya dengan nurah (sejenis bubuk pewangi) dan istrinya meminyaki bagian lain seluruh tubuhnya." (Riwayat Ibn Majah)
3. Mandi Bersama Istri
Aisyah berkata, "Aku biasa mandi bersama dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan satu bejana. Kami biasa bersama-sama memasukkan tangan kami ke dalam bejana." (Riwayat Abdurrazaq dan Ibnu Abu Syaibah)
4. Disisiri Istri
Aisyah berkata, "Saya biasa menyisir rambut Rasulullah, saat itu saya sedang haid." (Riwayat Ahmad)
5. Meminta Istri Meminyaki Badannya
Aisyah berkata, "Saya meminyaki badan Rasulullah pada hari raya Idul Adha setelah beliau melakukan jumrah aqabah (jumrah ketiga)." (Riwayat Ibnu 'Asakir)
6. Minum Bergantian pada Tempat yang Sama
Aisyah berkata, "Saya biasa minum dari mug (gelas) yang sama ketika haid lalu Rasulullah mengambil mug tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya lalu beliau minum kemudian saya mengambil mug lalu saya menghirup isinya. Kemudian beliau mengambilnya dari saya lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya lalu beliau menghirupnya." (Riwayat 'Abdurrazaq dan Sa'id bin Manshur)
7. Mencium Istri
Dari Aisyah, "Bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mencium istrinya setelah wudhu kemudian beliau shalat dan tidak mengulangi wudhunya." (Riwayat 'Abdurrazaq)
8. Tiduran di Pangkuan Istri
Dari Aisyah, ia berkata, "Nabi biasa meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haid kemudian beliau membaca Al-Qur'an." (Riwayat 'Abdurrazaq)
9. Memanggil dengan Kata-Kata Mesra
Rasulullah biasa memanggil Aisyah dengan beberapa nama panggilan yang disukainya, seperti Aisy dan Humaira (pipi merah delima)
TUNTUTAN BERTAMBAH KEMESRAAN BERKURANG
Menurut psikolog keluarga dari Kids Sport Pondok Indah, Anna Surti Ariani, Psi, mengendurnya kemesraan pasutri tidak selalu dialami oleh pasangan tua atau yang sudah menikah puluhan tahun. Para pasangan muda pun bisa mengalaminya.
Setelah menikah, ketika berbagai tanggung jawab finansial dan nonfinansial semakin besar, suami mungkin merasakan tekanan tersendiri. "Energi suami akan lebih banyak terserap ke sana (mencari uang) sehingga tidak ada waktu untuk beromantis-romantis ria," paparnya.
Faktor kesibukan baik di rumah, seperti mengurus anak maupun di kantor bisa membuat pasangan tidak seromantis dulu. Faktor penampilan pun bisa mempengaruhi lho. Misalnya, kini istri sudah malas dandan. Kalau di rumah, senangnya pakai daster apalagi dasternya sudah ditambal sana sini. Pasutri dianjurkan untuk menyediakan waktu berduaan sehingga memiliki kesempatan untuk bermesraan.
SERING EVALUASI DIRI
Cekcok dalam rumah tangga adalah hal yang wajar. Dan beberapa pasangan mengakui bahwa mereka lebih mengenal pasangannya setelah sedikit cekcok. Tetapi kalau keseringan juga tidak baik karena bisa menciptakan lingkungan yang tidak kondusif untuk pertumbuhan psikologis anak.
Memang benar bahwa salah satu cara terbaik menghindari atau mengatasi konflik adalah dengan sering-sering mengevaluasi diri. Kalau di rumah suami suka cemberut, jangan langsung terpancing. Coba evaluasi diri kita dan lihat mungkin ada kekurangan atau kesalahan di dalam diri yang tidak kita sadari.
Atau ketika kita sering marah karena anak-anak sulit disuruh shalat, coba telaah diri kita dulu. Mungkin kitalah sebenarnya penyebab mereka malas shalat. Bisa jadi karena kita lebih sering menyuruh mereka shalat daripada menyadarkan mereka tentang manfaat shalat. Daripada mencari kesalahan orang lain, lebih baik evaluasi diri kita dulu.
Dikutip dari Majalah Aulia, oleh: Meutia Rahmi
Kunci kebahagiaan dalam rumah tangga adalah terletak pada pasangan itu sendiri
BalasHapusDisimpan nih buat nanti, hihi
BalasHapus