Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Garuk Sana Garuk Sini, Alergi Yang Bikin Jengkel

Alergi memang bukan penyakit yang mudah merenggut nyawa Anda. Kendati demikian, penyakit ini membuat hidup tidak nyaman. Bagaimana tidak, kalau jari-jari Anda harus terus menerus menggaruk-garuk bagian tubuh yang gatal akibat alergi. Atau setiap pagi Anda seperti menderita pilek dan bersin-bersin terus akibat alergi. Cukup mengganggu kan...

Walaupun alergi adalah penyakit yang umum dijumpai di tengah-tengah masyarakat, sampai saat ini kesadaran terhadap penyakit ini masih rendah. Padahal untuk mengatasi alergi diperlukan penanganan yang tepat, sehingga alergi tidak menjadi penyakit yang akan menyebabkan timbulnya penyakit lain yang lebih berbahaya.

Menurut Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI, FINASIM, staf pengajar dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Alergi Imunologi Klinik FKUI/RSCM, alergi timbul karena terjadi perubahan reaksi seseorang terhadap bahan tertentu di lingkungannya. Tubuh manusia pada penderita alergi bereaksi berlebihan (hipersensitif) terhadap bahan-bahan yang terdapat di lingkungannya. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitifitas itu disebut alergen. Seseorang yang menderita, bahkan kegiatan sederhana seperti menyapu lantai saja bisa menimbulkan reaksi alergi hidung seperti bersin-bersin.
Gambar: http://www.alergikulit.com

GENETIK

Sebanyak 90 persen kejadian alergi disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan, meskipun belum tentu jenis alergi yang sama. Bisa saja seorang perempuan menderita asma, anaknya menderita alergi makanan, sementara cucunya menderita asma. Artinya belum tentu sang nenek menderita asma, lalu anak dan cucu juga menderita asma.

JENIS

Ada dua jenis alergi: pernapasan dan kulit.

Alergi pernapasan terdiri dari alergi hidung/rinitis alergi, alergi tenggorokan, ditandai dengan batuk kronis dan alergi di paru-paru berupa asma bronkial. Di Indonesia, alergi yang paling banyak diderita masyarakat adalah alergi hidung untuk orang dewasa, dan alergi kulit akibat makanan pada anak-anak. Sedangkan pada remaja, alergi yang paling sering terjadi adalah alergi makanan dan alergi asma. Ketika beranjak usia tua lebih banyak mengalami alergi hidung atau asma yang 90 persen disebabkan oleh alergi. Stres mungkin saja akan memicu alergi.

Anak-anak paling sering menderita alergi berupa asma dan eksim akibat hipersensitif terhadap makanan, terutama susu pada balita. Makanan menjadi pencetus alergi pada bayi dan balita, karena mereka belum banyak berinteraksi dengan lingkungan di luar rumah. Karenanya ibu yang menyusui juga harus diet. Jangan dulu makan ikan asin, telur dan makanan laut. Kalau tidak melalui ASI, makanan itu akan diserap oleh bayinya.

Kalau alergi susu, yang menimbulkan eksim, ganti susu sapi dengan susu kedelai untuk menghindari alergi susu. Umumnya yang menimbulkan reaksi alergi adalah protein, seperti protein susu,protein telur yaitu putih telurnya. Setelah lewat usia balita, alergi susu akan hilang.

Bila alergi ini dibiarkan tidak diobati, kelak di kemudian hari berubah menjadi asma. Artinya dari eksim menjadi asma atau disebut perjalanan alergi secara alamiah. Hal ini tidak bisa dihindari kalau tidak segera diatasi alergi kulitnya.

Persoalannya, kadang-kadang orangtua khawatir anak-anaknya harus terus menerus minum obat alergi. Dokter akan menjelaskan, kalau tidak secepatnya diobati di bawah pengawasan dokter, dalam jangka panjang kelak menjadi asma.

PENCEGAHAN

Alergi dipengaruhi dua faktor yaitu genetik dan lingkungan atau faktor eksternal tubuh. Lingkungan yang semakin kotor, ditandai dengan polusi udara, debu dan udara yang panas ataupun udara dingin bisa meningkatkan kemungkinan mengalami alergi bagi mereka yang sudah memiliki kecenderungan alergi.

Gejala-gejala alergi berupa gatal-gatal, bersin-bersin, dan sesak napas. Alergi yang sering menyerang mereka yang punya bakat alergi, yaitu alergi pernapasan seperti asma, alergi di hidung/rinitis alergi, ditandai dengan bersin-bersin dan pilek berulang terutama pada pagi hari hari, dan alergi kulit seperti biduran/kaligata/urtikaria serta eksim. Penderita alergi hidung/rinitis alergi biasanya mengalami bersin-bersin, hidung terasa gatal, hidung berair atau tersumbat dan sukar bernapas. Alergi hidung ini bila dibiarkan menyebabkan mata akan terasa gatal, kemerahan dan berair. Bila penyakit ini dibiarkan, kemungkinan akan berkembang menjadi sinusitis.

Alergi kulit ditandai oleh bentol-bentol kemerahan dan gatal. Bila penyebabnya sudah diketahui, misalnya dari makanan seperti susu, telur, ikan laut dan kacang-kacangan, berarti seseorang perlu menghindari mengkonsumsi makanan tersebut.

Salah satu upaya pencegahan adalah mengontrol lingkungan sehingga "tidak membahayakan". Misalnya menghindari tungau debu rumah seperti menyingkirkan karpet, tidak menggunakan kasur kapuk, bahan beludru pada sofa atau gordyn, menciptakan ventilasi yang baik di rumah terutama di kamar, jauh dari orang yang sedang merokok, menghindari makanan yang diketahui sering menyebabkan alergi (susu, telur, makanan laut, cokelat) serta menghindari kecoak dan serpihan kulit binatang peliharaan.

Ada satu alegen yang paling sering menimbulkan masalah yakni tungau debu rumah. Tungau adalah binatang yang sangat kecil semacam parasit yang hanya bisa dilihat oleh mikroskop. Tungau yang dimaksud di sini adalah tungau yang biasa ada di dalam debu rumah. Yang berbahaya adalah feses/kotoran tungau yang bercampur dengan debu rumah dan terhirup manusia yang menyebabkan bersin-bersin, asma atau gatal-gatal. Faktor pencetus alergi adalah 90 persen akibat tungau debu rumah. Tungau debu rumah tidak bisa 100 persen dikontrol, karena ada dimana-mana. Paling-paling karpet disingkirkan. Anda perlu membersihkan kasur dengan vacuum-cleaner karena sekedar menjemur kasur sudah tidak efektif lagi.

Alergi tidak bisa sembuh 100 persen. Inilah pentingnya kenapa alergi harus diobati sedini mungkin, supaya tidak mengganggu kenyamanan hidup penderitanya. Jadi pencegahan nomor satu. Memang alergi disebabkan faktor genetik dan lingkungan. Genetik sudah tidak bisa diubah, tapi faktor lingkungan bisa dikendalikan.

Faktor kebersihan rumah dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kejadian alergi. Jadi nomor satu adalah pencegahan, nomor dua baru pengobatan. Pencegahan, harus tahu dulu faktor alergennya. Hindari karpet di kamar tidur, pilih sajadah yang tidak berbulu-bulu, jangan sapu-sapu atau gunakan masker kalau sedang bersih-bersih di rumah, jangan gunakan kemoceng atau bulu ayam karena menyebabkan debu beterbangan lagi dan terhirup, lebih baik gunakan lap basah dan lap kering. Jangan gunakan kipas angin karena menyebabkan debu beterbangan, gunakan saja AC asalkan tidak terlalu dingin, karena terlalu dingin juga menyebabkan alergi dingin. Seprei diganti seminggu sekali dan kasur di vacuum-cleaner seminggu sekali pula. Karena tungau bisa masuk ke sela-sela kasur spring bed. Jangan gunakan kasur kapuk karena tungau debu rumah senang berada di kapuk karena lembab makanya kasur kapuk empuk. Lebih aman gunakan kasur spring bed tapi harus rutin di-vacuum-cleaner.

Bila Anda tidak tahu bahan-bahan apa yang menyebabkan alergi, salah satu cara yang paling tepat adalah mengingat-ngingat kembali, bahkan mungkin mencatat bahan-bahan apa saja yang telah Anda makan atau berhubungan secara langsung sebelum alergi terjadi. Bila tidak juga ditemukan, tes alergi akan sangat membantu untuk menelusurinya. Tes ini dilakukan di rumah sakit atau klinik khusus alergi. Tes ini dilakukan dengan cara menstimulasi tubuh (biasanya bagian kulit luar) dengan sengaja dengan macam-macam bahan alergen. Tergantung bahan mana yang memberikan reaksi positif, maka penyebabnya langsung bisa diketahui.

Inti penanganan kasus alergi di samping dengan pemberian terapi obat-obatan, adalah menghindari masuknya alergen ke dalam tubuh. Banyak bahan-bahan makanan, obat-obatan, zat kimia yang sehari-hari akrab dengan kehidupan kita berpotensi menimbulkan reaksi alergi. Bahan makanan seperti telur, ikan laut, susu, kacang, gandum, coklat merupakan bahan makanan yang sering menimbulkan alergi. Bahan-bahan kimia seperti pewarna rambut, sabun cuci, shampoo juga sering menimbulkan alergi. Udara ruangan yang lembab, dan dingin juga sangat berperan. Untuk itu, sebaiknya bila Anda mempunyai kecenderungan alergi terhadap bahan-bahan tersebut, hindari mengkonsumsi atau berhubungan secara langsung dengan bahan-bahan itu, agar tidak terkena alergi.

Semua ini menunjukkan perlunya hidup yang bersih namun seimbang. Jangan juga melarang, misalnya anak bermain lumpur atau pasir. Ini justru dibutuhkan agar anak-anak lebih mudah beradaptasi terhadap lingkungan.




Dikutip dari Majalah Alia, oleh: Ratih Sayidun

3 komentar untuk "Garuk Sana Garuk Sini, Alergi Yang Bikin Jengkel"

  1. wah saya pernah juga tuh alergi kaya gitu, cuma penyebabnya tersengat ubur ubur langsung alegi biduran seluruh tubuh, 2 minggu ga sembuh. tersiksa banget

    BalasHapus
  2. Aku juga pernah alergi kak, kalo makan udang pasti langsung gatel2, huhu

    BalasHapus
  3. Aku juga pernah alergi gara-gara tersengat ubur-ubur di kaki, sampai merah dan bernanah, akhirnya jadi gatal juga.

    BalasHapus