Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Muslimah Harus Ridha terhadap Qadha dan Qadar-Nya

Wanita Muslimah yang menaati perintah Rabb-nya tentu ridha terhadap qadha’ dan qadar-Nya. Sebab keridhaan ini termasuk tanda iman, takwa dan ketaatan yang paling besar pada diri manusia.

Muslimah
Gambar: unsplash.com
Berangkat dari sini, wanita Muslimah yang menyadari petunjuk agamanya tentu selalu ridha terhadap apa pun yang terjadi dalam hidupnya, yang baik maupun yang buruk. Sebab keridhaan ini merupakan kebaikan baginya, dalam keadaan bagaimanapun, sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah SAW dalam sabdanya,
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan orang Muslim. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Jika mendapat kelapangan, maka dia bersyukur, maka itu menjadi kebaikan baginya, dan jika ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu menjadi kebaikan baginya.” (HR. Al-Bukhari).
Dengan ketegaran hatinya wanita Muslimah benar-benar yakin bahwa apa yang menimpa dirinya dalam kehidupan ini bukan untuk menganggapnya berbuat salah dan kesalahan yang dilakukannya bukan untuk menimpakan musibah kepadanya. 

Segala sesuatu berdasarkan qadha’ dan qadar. Karena itu semua urusannya adalah baik. Jika dia mendapat kebaikan dan kelapangan, lidahnya berkomat-komit mengucap syukur kepada Ilah Yang Maha Pemberi nikmat dan Maha Pengasih, sehingga dia termasuk mereka yang bersyukur, dan jika ditimpa kesempitan, dia bersabar, hingga dia termasuk mereka yang bersabar.

Dengan iman yang mantap dan mendalam ini wanita Muslimah akan menjadi orang yang tabah dalam menghadapi berbagai benturan dan rintangan, menerimanya dengan jiwa yang tenang, ridha terhadap qadha’ dan qadar Allah, memohon pertolongan untuk tetap tabah dan sabar, lidahnya tidak berhenti untuk mengucap syukur terhadap ketentuan Allah, seperti yang dilakukan Al-Khansa’ saat menerima kabar kematian empat anak laki-laki di medan peperangan. Saat itu dia berkata, 
“Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan diriku dengan kematian mereka secara syahid. Aku berharap agar Allah menyatukan aku dengan mereka di tempat yang dirahmati-Nya".
Ada pula wanita yang langsung menuju Mushallanya, memohon kesabaran dan ketabahan, seperti yang dilakukan Asma’ binti Umaissetelah ditimpa beberapa musibah secara bertubi-tubi. Dia kehilangan suaminya yang pertama, Ja’far bin Abu Thalib, lalu kehilangan suaminya yang kedua Abu Bakar Ash-Shiddiq, lalu disusul anaknya, Muhammad bin Abu Bakar.

Orang-orang semacam Al-Khansa’ dan Asma’ banyak bertebaran memenuhi lembaran sejarah kehidupan para wanita Muslimah yang sabar dan tabah, dan mereka akan mendapat limpahan pahala dan Allah tanpa batas.
اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10).


Disadur dari buku "Jati Diri Wanita Muslimah", Karya DR. Muhammad Ali Al-Hasyimi, terbitan Pustaka Al-Kautsar.

Posting Komentar untuk "Muslimah Harus Ridha terhadap Qadha dan Qadar-Nya"