Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wahai Wanita Muslimah, Carilah Ridha Allah

Wanita Muslimah yang sebenarnya senantiasa mencari nidha Allah dalam setiap amalnya dan menimbangnya dengan timbangan yang detail. Selagi suatu amal diridhai Allah menurut timbangannya ini, maka dia mengerjakannya, dan selagi tidak diridhai Allah, maka dia berpaling darinya dan membencinya.
Muslimah
Gambar: unsplash.com
Jika terjadi pertentangan dalam dirinya antara apa yang diridhai Allah dan diridhai manusia, maka tanpa ragu-ragu tanpa sakwasangka dia memilih apa yang diridhai Allah, sekalipun mungkin pilihannya memancing kebencian manusia.

Karena dengan kesadaran keislamannya yang mendalam dia tahu bahwa keridhaan manusia merupakan tujuan yang tidak karuan, yang kadang-kadang bisa mendatangkan kemurkaan Allah. Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, 
bersabda:
مَنِ التَمَسَ رِضَا اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ، وَمَنِ التَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ. أخرجه الترمذي رقم 
“Barangsiapa mencari keridhaan Allah dengan kemurkaan manusia, maka Allah mencukupkan dirinya dan pertolongan manusia, dan barangsiapa mencari keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah, maka Allah menyerahkan dirinya kepada manusia.” (HR. At Tirmidzi, Al-Qudha’i dari Ibnu Asakir, sanadnya hasan)
Dengan timbangan yang detail ini dan dengan takaran yang terukur ini, tampak jelas jalan yang harus dilalui wanita Muslimah untuk sampai ke tujuan, sehingga dia tahu persis mana yang harus diambil dan mana yang harus ditinggalkan. Ukuran yang dipergunakannya dan yang tidak pernah salah adalah ridha Allah. Sebaliknya, ukuran dan jalan ini tidak bisa diketahui oleh para wanita Muslimah yang menyimpang dari petunjuk Allah dan yang hidupnya lebih banyak diisi dengan canda ria.

Para wanita yang kita lihat khusyu’ dalam shalatnya, tetapi sikap sikapnya lebih banyak tunduk kepada bisikan hawa nafsunya, menyimpang dari kebenaran, mengumbar lidahnya untuk menggunjing, mengadu domba dan melukai perasaan orang lain, berarti mereka menciptakan celah dalam agamanya, kelemahan dalam akidahnya dan kekurangan dalam mencerminkan hakikatagama yang sempurna dan saling melengkapi seperti yang diturunkan Allah, untuk membentuk manusia dengan bentukan yang komplit dalam setiap sisi jati dirinya.

Sedangkan mereka yang taat kepada Allah dalam satu hal dan mendurhakai-Nya dalam hal lain serta menimbang tingkah lakunya dengan timbangan hawa nafsunya, maka mereka inilah yang disebut dengan orang orang yang berkepribadian ganda, yang memang banyak terjadi pada diri wanita yang menyalahi petunjuk agama dan akidahnya. Tentu saja ini merupakan penyakit yang termasuk parah, yang menjangkiti tingkah laku dan akhlak manusia pada zaman sekarang.

Mencerminkan Makna Ubudiyah kepada Allah

Wanita Muslimah yang menyadari petunjuk agamanya tentu yakin seyakin-yakinnya bahwa dia diciptakan dalam kehidupan dunia ini untuk suatu tujuan yang besar, seperti yang telah dibatasi Allah dalam firmanNya,
kepadanya
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan, Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz-Dzariyat:56)
Hidup dalam pandangan wanita Muslimah yang lurus bukan sekedar menjalani pekerjaan-pekerjaan rutin setiap harinya dan mengenyam kenikmatan-kenikmatannya, tetapi hidup ini adalah sebuah risalah. Setiap orang Mukmin harus bangkit untuk mewujudkan ubudiyah kepada Allah dalam hidup ini, dengan menghadirkan niat dalam setiap amalnya untuk mendapatkan Wajah Allah dan mencari ridha-Nya. Sebab amal-amal dalam Islam sangat tergantung kepada niat, sebagaimana yang ditegaskan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, 
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Sesungguhnya amal-amal itu berdasarkan niat-niat, dan setiap orang hanya memperoleh menurut apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya untuk dunia yang ingin didapatkannya atau wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang ditujunya.” (Muttafaq Alaih)
Berangkat dari sini, wanita Muslimah senantiasa bisa dalam suasana ibadah. Dia merampungkan semua pekerjaannya, seakan-akan dia sedang dalam keadaan beribadah, selagi dia meniatinya untuk melaksanakan risalah dalam hidup ini, seperti yang dikehendaki Allah. 

Dia dalam suasana ibadah selagi berbakti kepada kedua orang tua, melayani suaminya dengan baik, memperhatikan pendidikan anak-anaknya, melaksanakan tugas-tugas rumah tangga, menyambung tali persaudaraan dan lain sebagainya. Tapi dengan satu catatan, semua itu dia lakukan karena mengikuti perintah Allah dan dengan niat beribadah kepada-Nya.




Disadur dari buku "Jati Diri Wanita Muslimah", Karya DR. Muhammad Ali Al-Hasyimi, terbitan Pustaka Al-Kautsar.

Posting Komentar untuk "Wahai Wanita Muslimah, Carilah Ridha Allah"