Pilah-Pilih Sekolah untuk Buah Hati
Sudah beberapa minggu Vina (15) tahun, putri Ibu Nur merengek ingin memasuki sebuah SMA unggulan. Pasalnya alumni SMA itu banyak yang diterima di PTN terkemuka. Padahal untuk Vidi adiknya (6 tahun), Ibu Nur sedang mencarikan SD. Bagi Vika (3 tahun), si bungsu, Ibu Nur juga mempertimbangkannya untuk mulai pra-TK.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, banyak sekali tawaran program pendidikan bagi anak-anak mulai usia prasekolah, seperti kelompok bermain (play group) dan taman kanak-kanak (TK) hingga PT.
Menjelang tahun ajaran baru, biasanya TK, preschool, SD maupun SMP dan SMA mengadakan open house untuk menjaring calon murid sekolah mereka. Sedangkan di sebagian masyarakat daerah yang jauh dari perkotaan, para orang tua mulai berpikir apakah akan menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi atau tidak. Orang tua harus memilihkan anaknya pendidikan yang tepat. Karena jika keliru memilih tempat, tak hanya berarti kerugian secara finansial, juga risiko mempertaruhkan anak menghadapi masa depannya.
![]() |
Gambar: http://www.asesi.or.id |
Kita telah mafhum bahwa tiap orang tua tentu akan berusaha memberikan pendidikan yang terbaik buat putra-putrinya bahkan sejak usia prasekolah. Peranan pendidikan dianggap makin penting karena diyakini bisa memberikan landasan yang kuat untuk kehidupan anak selanjutnya. Hal ini selaras dengan yang dipesankan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Qur'an, surat An-Nisaa ayat 9: yang artinya:
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang baik."
Sebelum memutuskan memilih tempat pendidikan yang tepat bagi anak baik pendidikan usia dini, dasar, menengah atau PT orang tua bisa mengevaluasi beberapa hal:
- Kondisi anak
- Kondisi keluarga, dan
- Kondisi sekolah tujuan.
Pertama, Kondisi Anak. Para orang tua harus sadar bahwa sekolah yang tepat adalah yang disukai oleh anak. Ajaklah anak berbicara tentang sekolah impiannya. jika para orang tua sudah memutuskan untuk memasukkan anaknya ke jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) atau menengah (SMA atau kejuruan), maka orang tua sebaiknya mempertimbangkan minat anak.
Anak-anak seusia SD, SMP, apalagi SMA biasanya sudah punya pendapat sendiri dalam memilih sekolahnya. Jika orang tua merasa yakin bahwa pilihan anak itu kurang tepat karena kadang pertimbangan mereka kurang matang, bantahlah dengan argumen yang bisa diterima anak. Atau jika mereka memilih sekolah karena ikut-ikutan, ajari mereka bahwa semua keputusan ada konsekuensinya, dan bantulah mereka melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa mereka pilih.
Selain itu perlu diperhatikan pula adalah Nilai anak.
Nilai yang harus dipenuhi untuk lulus Seleksi masuk sekolah, baik itu melalui nilai UAN atau tes masuk, juga menjadi bahan penentuan di mana anak akan bersekolah.
Pernah ditanyakan pada seorang ibu yang anaknya baru beberapa minggu duduk di kelas tiga SMP, "Anaknya nanti akan meneruskan SMA di mana, "Bu?" Jawab Ibu itu, "Nanti lihat nilainya". Ini cara yang kurang tepat untuk membuat keputusan. Tentukan dahulu targetnya, kemudian ajarkan dan dukung anak untuk berusaha mencapai target tersebut. Jika anak terbiasa seperti itu dia akan merasakan banyak manfaat dalam kehidupannya.
Yang tak boleh dilupakan adalah masalah ergaulan/lingkungan. Di beberapa sekolah, biasanya SMP atau SMA, rawan tawuran, tempat 'nongkrong' yang tidak ada tujuan produktif, atau teman-teman yang 'mengkhawatirkan' menurut orang tua. Tentunya ini juga menjadi bahan pertimbangan. Walaupun si anak 'baik-baik saja', tetapi kalau lingkungannya 'berbahaya' tentu akan mengkhawatirkan juga. Ada juga orang tua yang memindahkan anaknya dari sekolaj yang kompleknya dekat dengan suatu universitas. Karena di situ anak menjadi lebih cepat 'dewasa' atau lebih tepat dikatakan sok dewasa, tanpa diikuti dengan kedewasaan yang sesungguhnya.
Untuk pra-TK, yang paling penting diperhatikan adalah kesiapan/kematangan anak (School Maturity).
Anak usia TK termasuk dalam kelompok anak usia dini (2-6 tahun). Perlu ada usaha anak untuk mengendalikan lingkungan dan mulai menyesuaikan diri secara sosial. Anak juga menunjukkan ketertarikan atau keingintahuan tentang lingkungan sekitarnya, dan kecenderungan anak untuk mengikuti cara berbicara atau perilaku orang-orang di sekitarnya, serta mulai tampak kreativitas pada diri anak. Semua itu merupakan tugas perkembangan seorang anak usia dini yang perlu dikembangkan selama pendidikan TK:
Kriteria kematangan (kesiapan) sekolah yang perlu orang tua perhatikan sebelum memasukkan anak ke TK adalah meliputi:
- Kematangan kognitif (mau belajar)
- Kematangan fisik (dapat dilihat dari umur dan riwayat tumbuh kembang)
- Kematangan motorik kasar dan halus
- Kematangan emosi, dan
- Kemandirian seperti memakai baju sendiri, menyisir rambut, makan, mandi, buang air kecil, memegang pensil, makan sendiri, memakai sepatu dan mampu mengontrol gerakan-gerakannya.
- Kemampuan berkomunikasi seperti mampu menyebutkan nama, membuat kalimat dan berkomunikasi secara dialogis dengan orang lain.
- Kemampuan bersosialisasi seperti bersosialisasi dengan teman sebaya dan beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Dikutip dari Majalah Alia, oleh: Intan Irawati
memang sekarang banyak sekolah menawarkan program ini itu untuk mencari anak didik dg promosi yang gencar ya. memang kita hrs pilih yang bagus tp dulu lagi anakku masih SD, aku mencari sekolah yg dekat rumah walau mungkin gak terllau bagus, aagr anak bisa pulang sendiri. krn aku bekerja. setelah SMP dia sdh berani naik angkot barulah dicarikan sekolah yang favorit. Waalu dulu anakku sd bukan di sekolah favorit tp saat smp dia bisa masuk favorit
BalasHapus