Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dandan Habis Di Pesta Tanpa Ikhtilat?

Ingin tampil seindah dan secantik mungkin di hari pernikahan? Dengan gaun berenda putih berpinggang langsing? Atau gaun merah dengan bunga-bunga di dada? Tapi Anda berjilbab dan tak mau jadi bahan tontonan lelaki bukan mahram! Aha. Mudah. Pesta khusus perempuan! Anda bisa 'dandan habis' dan walimah insya Allah berkah karena tak ada free-mixing alias ikhtilat.

www.imgrum.net

IKHTILAT

Islam melarang free-mixing alias ikhtilat alias percampurbauran antara perempuan dan lelaki yang bukan mahram, yang berpotensi menimbulkan dosa dan fitnah.

Di Indonesia kita dapati banyak sekali Muslimah yang sudah berjilbab, namun ingin tetap dandan secantik mungkin ketika menjadi pengantin. Lalu, di hari istimewa itu, si Muslimah yang sebelumnya selalu melindungi auratnya dan kecantikannya dengan hijabnya itu, ternyata harus menjadi 'barang pajangan' yang ditonton bebas oleh tetamu lelaki yang sebenarnya tidak berhak memandangnya itu.

Repotnya, bukan saja si pengantin putri jadi bahan tontonan, fitnah pun terjadi di antara tetamu. Para tamu perempuan berdandan cantik untuk menarik perhatian para tamu lelaki. Para tamu lelaki kemudian sibuk 'belanja' dengan mata mereka. Lirikan dan kerlingan yang haram kemudian bersliweran. Lelucom dan tawa genit berderai-derai. Belum lagi cubit-cubitan dan pukul-pukulan mesra antara mereka yang tak halal melakukannya. Bagaimanakah akan mengharapkan ridha dan berkah Allah tercurah atas walimatul 'urusy kita padahal kita menjadikannya sebagai ajang akhlak yang tak terpuji dan pintu-pintu menuju kemaksiatan?

'DANDAN HABIS'

Bagi yang hendak menikah atau menikahkan anggota keluarganya untuk mempertimbangkan creative wedding procession yang satu ini: memisahkan ruang resepsi untuk yang perempuan dari yang lelaki.

Kalau sulit mencari dua aula terpisah, maka kita bisa mengadakan resepsi di hari yang berbeda. Satu hari resepsi khusus untuk perempuan, satu hari khusus untuk lelaki. Ribet. Tapi seru dan yang lebih penting, lebih diridhai Allah.

Mungkin ada yang akan mengatakan, "Wah, apa nggak lebih mahal? Harga sewa gedung jadi double dong!"

Jawabanya: Tidak harus lebih mahal. Potong saja biaya katering. Tidak usah menyediakan makanan lengkap. Cukup snack, es krim dan air mineral. 'Kan Islam tidak mengharuskan kita menyelenggarakan walimah yang menyuguhkan makanan lengkap mulai dari appetizers sampai main courses sampai desserts yang berjenis-jenis, mulai dari kambing guling sampai ayam bakar! Bukankah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah mengadakan walimah yang hanya menghidangkan kurma, susu dan ghee (sejenis butter)?

Lagi pula, kalau memang sewa gedung ternyata terlalu mahal, mengapa tidak adakan pesta khusus perempuan ini di rumah saja? Lebih santai dan lebih hangat. Selain itu, karena diadakan khusus untuk perempuan, maka itu artinya jumlah tamu yang datang adalah separuh dari seluruh tamu yang rencananya akan Anda undang, dan dengan demikian insya Allah rumah Anda atau orangtua Anda sudah cukup memadai untuk menampung mereka.

Lalu, mungkin masih ada yang bertanya begini: "Apa nggak lebih repot mengadakan resepsi terpisah untuk tetamu lelaki dan perempuan? Bagaimana dengan suami-isteri yang datang bersama?"

Jawabnya: Ya tidak lebih repot dong. Si suami pergi ke aula untuk lelaki, si isteri pergi ke aula untuk perempuan. Kalau sesudah itu mereka akan pulang bersama, 'kan tinggal kirim SMS atau telepon atau minta dipanggilkan lewat sound system. Gitu aja kok repot!

Mungkin ada yang keberatan dan bilang begini, "Kok kesannya kuno ya? Kayaknya kok 'jadul' banget, pesta pernikahan yang dipisahkan untuk lelaki dan perempuan?"

Jawabnya: Sama sekali tidak 'jadul' alias jaman dulu. Islam adalah tuntunan gaya hidup paling modern, yang paling maju, dan paling memuliakan perempuan agar tidak menjadi sekadar objek pemuas syahwat mata lelaki yang tidak berhak. Selain itu, bila diniatkan ikhlas semata-mata karena mentaati larangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai ikhtilat dan mencari ridha Allah, insya Allah pahala dan berkah serta ridha Allah-lah yang akan Anda menangkan.

Lalu, "Apa lagi dong kelebihan pesta nikah khusus perempuan?"

Jawabnya: Oh, banyak! Satu di antaranya adalah kesempatan si pengantin putri dan para tamu serta teman dan keluarganya untuk berdandan 'habis' secantik mungkin tanpaa harus melanggar ketetapan Allah Ta'ala mengenai hijab.

Ketika datang ke tempat resepsi, Anda sudah mengenakan pakaian tercantik Anda, yang ditutupi dengan overcoat atau outer garment seperti blazer dan bolero panjang. Atau abaya. Atau gamis lebar. Begitu tiba, Anda bisa langsung masuk ke sebuah kamar rias atau ruangan lainnya, untuk mencopot overcoat Anda dan merapikan dandanan Anda sebelum memasuki ruangan resepsi dengan tampilan tak kalah cantik dari si pengantin!

Mungkin masih ada yang cerewet membantah, "Pakai pakaian dilapis coat? Panas dong!"

Jawabnya: Oh puhleaseee... Jangan cerewet begitu dong. Sekarang ini banyak sekali perempuan Indonesia, termasuk di Jakarta, yang mengenakan setelan dengan blazer atau coat dan bahkan trenchoat - karena itu mode di Barat yang mereka lihat di majalah-majalah. Kok mereka nggak mengeluh panas? Karena merasa diri jadi fashionable 'kan? Nah, mengapa tidak mengenakan trenchoat atau bolero atau cape yang fashionable itu tapi untuk menutupi gaun indah yang akan dipakai ke walimah?

Sahabat, silahkan mencari inspirasi dari sejumlah gaun pengantin - dan gaun bukan untuk pengantin.

JADI, KENAPA TIDAK?

Inti dari pesta khusus perempuan ini, adalah kerja keras panitia, agar tidak satu lirikan mata lelaki pun boleh mengintip apa yang terjadi di dalam ruangan pesta, saat pengantin puteri dan para tamu perempuan melepas hijabnya. Termasuk juga, panitia harus canggih mencegah adanyaa kamera baik yang dibawa terang-terangan, maupun yang diletakkan secara rahasia, oleh lelaki jahat, untuk mengekspos gambar-gambar di dalam ruangan khusus perempuan itu. Kalau itu sampai terjadi, pesta khusus perempuan yaang niatnya mencari ridha Allah itu, gagal total.

Selamat mencoba!


Dikutip dari Majalah Aulia, oleh:  Khadijah Hawari

Posting Komentar untuk "Dandan Habis Di Pesta Tanpa Ikhtilat?"