Zina Mengepung Anak-Anak Kita
Masih adakah yang namanya kepolosan masa kanak-kanak dewasa ini? Ketika pornografi merebak di mana-mana dan masuk dengan bebasnya ke dalam rumah-rumah kita, rusaklah masa kecil anak-anak kita.
Kaget, sedih, dan juga ngeri. Mungkin itu perasaan para konselor remaja di Yayasan Kita dan Buah Hati di Jakarta. Rencana mereka begitu mulia: ingin menyediakan pelatihan dan bimbingan kepada siswa-siswa SD kelas empat sampai enam dalam menghadapi masa pubertas. Akan tetapi sungguh mengerikan karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak-anak kecil itu sungguh jauh dari keluguan. Pertanyaan inilah yang keluar dari mulut-mulut kecil itu:
"Bagaimana cara 'ngesex' yang baik?
"Berapa kali seminggu dalam melakukan seks?"
"Puaskah memakai alat kontrasepsi?"
"Bagaimana memasukkan penis yang baik dan benar?"
"Bagaimana melayani cewek yang gila seks?"
Ini menggambarkan dengan jelas hilangnya kepolosan mereka. Survei Yayasan Kita dan Buah Hati sejak Januari 2008 hingga Februari 2010 pada sejumlah SD di Indonesia memang menemukan bahwa sekitar 67% dari 2.818 siswa SD kelas empat hingga enam telah terpapar oleh pornografi. Sebanyak 24% diantaranya lewat komik, 18% melalui games, 16% lewat situs porno, 14% melalui film, dan sisanya melalui VCD/DVD, telepon seluler, serta majalah dan koran.
Hal-hal yang mereka lihat pun tidak "hanya" gambar-gambar wanita telanjang tetapi sudah menjamah ke hardcore porn, berupa gambar bergerak adegan persetubuhan antara laki-laki dan wanita, sesama jenis, bahkan dengan binatang. Innalillahi wa inna 'ilaihi raji'uun.
Ini adalah musibah nasional dan sebuah peringatan jelas bagi para orangtua dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Orangtua tidak boleh lalai dan dengan mudahnya menaruh anak di depan TV atau memasukkan komputer dengan akses internet ke dalam kamar mereka tanpa pengawasan. Orangtua perlu melihat baik komik dan bacaan putra-putri mereka.
Zaman telah berubah. Tontonan mereka bukan lagi seperti tontonan para orangtuanya dahulu kala. Komik mereka bukan lagi seperti komik-komik tahun '90-an, apalagi '80-an.
SAAT ZINA DAN MAKSIAT MASUK KE RUMAH
Tahukan Anda bahwa jaringan penyebar pornografi dan pendukung syahwat itu begitu luas. Mereka mengambil keuntungan yang sangat besar dari rusaknya jiwa anak-anak kita. Keuntungan atas bisnis ini bahkan ditaksir mencapai 3600 dolar AS atau sekitar 36 juta rupiah per detik!
Begitu terorganisir dan sistematis, mereka mengepung kita dan anak-anak kita dengan zina dan maksiat. Menyerang dan masuk ke dalam rumah dan kamar anak-anak kita. Sementara tanpa disadari, banyak orangtua yang secara sistematis dan terorganisir, membantu berkembangnya 'pengepungan' serangan pornografi terhadap keluarganya.
Menurut penelitian Yayasan Kita dan Buah Hati, 60% orangtua memberikan peralatan canggih kepada anak tanpa alasan, sementara hanya 10% dari mereka yang mampu menggunakan peralatan canggih itu sendiri. Telepon seluler bahkan smartphone dengan mudahnya jatuh ke tangan anak, yang artinya anak bisa dengan bebas mengakses pornografi lewat internet. Televisi dan komputer berakses internet masuk ke dalam kamar anak.
Sementara jumlah situs porno di dunia maya telah mencapai angka kira-kira satu miliar! Sangat mudah bagi anak-anak kita untuk mengaksesnya. Bila ternyata anak Anda tak berminat mengakses pornografi pun, tidak tertutup kemungkinan mereka tetap akan terpapar. Karena, banyak sekali situs internet dengan nama yang tidak terkait dengan materi seks ternyata mengandung materi pornografi. Beberapa dari situs itu bahkan menggunakan nama tokoh kartun yang digemari anak-anak seperti Naruto, serta memakai istilah nama hewan seperti lalat atau nyamuk yang biasanya dibuka anak-anak ketika mengerjakan tugas sekolah.
Ironis memang, satu dari dua anak mengakses pornografi, baik membaca atau menonton, dari kamarnya sendiri. Kamar dan rumah yang seharusnya menjadi benteng terakhir untuk melindungi anak dari gempuran 'pendukung syahwat' berbalik seakan-akan menjadi 'senjata makan tuan'.
Dengan harga di bawah lima ribu rupiah anak sudah dapat membeli komik-komik serta VCD porno. Semua itu dapat dibeli di stasiun kereta, di depan sekolah, di depan kantor polisi, di mana saja. Tanpa peraturan. Berapa pun umur kita, asalkan kita mempunyai uang sebesar lima ribu rupiah, maka dengan mudah seorang anak dapat membawa komik atau VCD tersebut ke dalam kamar dan 'menikmati'nya tanpa diketahui siapa-siapa.
TAK MALU KEPADA ALLAH
Untuk melindungi mata dan telinga anak kita dari bisnis pornografi, terlebih dahulu, kita perlu membangun benteng yang kuat bagi mereka. Benteng yang paling kuat adalah rasa malu dan rasa takut kepada Alllah Subhanahu wa Ta'ala.
Akan tetapi sebelum membangun benteng itu, orangtua perlu berkaca dan melihat, apakah orangtua sendiri memiliki benteng yang kokoh sehingga betul-betul terbebas dari paparan pornografi, sehalus apapun itu. Sudahkah kita menundukkan pandangan, sudahkah kita merasa risih berduaan di suatu ruangan dengan orang yang bukan mahram, sudahkah kita mematikan televisi saat tayangannya 'menjurus' ke pornografi. Atau jangan-jangan kita sendiri sudah babak belur dengan kepungan bisnis pornografi? Lalu, bagaimana kita bisa membangun benteng yang kuat?
PEMUDA BUTA
Marilah kita menyimak kisah seorang pemuda yang terkenal ahli ibadah bernama Rabi' bin Khaitsam. Rasa malu dan takutnya pada Allah sungguh patut menjadi contoh bagi para orangtua yang ingin melindungi anaknya dari menjadi konsumen bisnis pornografi.
Rabi' adalag murid Ibnu Mas'ud. Dua puluh tahun lamanya Rabi' bolak-balik ke rumah Ibnu Mas'ud. Selama itu pula budak perempuan Ibnu Mas'ud tidak mengenalnya kecuali sebagai orang buta karena ketundukan pandangannya.
Jika Rabi' mengetuk pintu, budak itu melihatnya dan segera melapor, "Sahabat Anda yang buta itu telah datang..."
Heh, celaka kamu...", kata Ibnu Mas'ud sambil tertawa. "Dia itu Rabi'..."
subhanallah. Teduh sekali. Sungguh hal yang sangat jarang kita temui di zaman akhir, zaman merebaknya zina, saat orang berzina terang-terangan tanpa rasa malu.
Rasulullah Shallallahu 'alaiyhi wa sallam bersabda: "Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, merebaknya perzinaan" (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Abdurrahman bin Ajlan meriwayatkan bahwa Rabi' bin Khaitsam pernah shalat tahajjud dengan membaca Al-Qur'an surat Al Jatsiyah (45). Ketika sampai pada ayat ke-21, ia menangis.
Ayat itu artinya, "Apakah orang-orang yang membuat kejahatan (dosa) itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka sama dengan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka. Amat buruklah apa yang mereka sangka itu."
Seluruh jiwa Rabi' larut dalam penghayatan ayat itu. Kehidupan dan kematian orang berbuat maksiat dengan orang yang mengerjakan amal shalih itu tidak sama! Rabi' terus menangis sesenggukan dalam shalatnya. Ia mengulang-ulang ayat itu sampai terbit fajar.
Akan tetapi tidak semua orang suka dengan Rabi'. Ada sekelompok orang ahli maksiat yang tidak suka dengan kezuhudan Rabi'. Sekelompok orang itu ingin menghancurkan Rabi'. Mereka ingin mempermalukan Rabi' dalam lembah kenistaan. Mereka tidak menempuh jalur kekerasan tapi dengan cara yang halus dan licik. Ada lagi sekelompok orang yang ingin menguji sampai sejauh mana ketangguhan iman Rabi'.
Dua sekelompok orang itu bersekutu. Mereka menyewa seorang wanita yang sangat cantik rupanya. Warna kulit dan bentuk tubuhnya mempesona. Mereka memerintahkan wanita itu untuk menggoda Rabi' agar bisa jatuh dalam lembah kenistaan. Jika wanita cantik itu bisa menaklukkan Rabi' maka ia akan mendapatkan upah yang sangat tinggi, sampai seribu dirham. Wanita itu begitu bersemangat dan yakin akan bisa membuat Rabi' takluk pada pesona kecantikannya.
Tatkala malam datang, rencana jahat itu benar-benar dilaksanakan. Wanita itu berdandan sesempuna mungkin. Bulu-bulu matanya dibuat sedemikian lentiknya. Bibirnya merah basah. Ia memilih pakaian sutra yang terindah dan memakai wewangian yang merangsang. Setelah dirasa siap, ia mendatangi rumah Rabi' bin Khaitsam. Ia duduk di depan pintu rumah menunggu Rabi' bin Khaitsam datang dari masjid.
Suasana begitu lengang. Tak lama kemudian Rabi' datang. Wanita itu sudah siap dengan tipu dayanya. Mula-mula ia menutupi wajahnya dan keindahan pakaiannya dengan kain hitam. Ia menyapa Rabi' "Assalamu'alaikum, apakah Anda punya setetes air penawar dahaga?"
"Wa'alaikumussalam. Insya' Allah ada. Tunggu sebentar." jawab Rabi' tenang sambil membuka pintu rumahnya. Ia lalu bergegas ke belakang mengambil air. Sejurus kemudian ia telah kembali dengan membawa secangkir air dan memberikannya pada wanita bercadar hitam.
"Bolehkah aku masuk dan duduk sebentar untuk minum. Aku tak terbiasa minum dengan berdiri." Kata wanita itu sambil memegang cangkir.
Rabi' agak ragu, namun mempersilahkan juga setelah membuka jendela dan pintu lebar-lebar. Wanita itu duduk dan minum. Usai minum wanita itu berdiri. Ia beranjak ke pintu dan menutup pintu. Sambil menyandarkan tubuhnya ke daun pintu ia membuka cadar dan kain hitam yang menutupi tubuhnya. Ia lalu merayu Rabi' dengan kecantikannya.
Rabi' bin Khaitsam terkejut namun itu tak berlangsung lama. Dengan tenang dan suara berwibawa ia berkata kepada wanita itu, "Wahai saudari, Allah berfirman, 'Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.' Allah yang Mahapemurah telah menciptakan dirimu dalam bentuk yang terbaik. Apakah setelah itu kau ingin Dia melemparkanmu ke tempat yang paling rendah dan hina, yaitu hina?!
"Saudariku, seandainya saat ini Allah menurunkan penyakit kusta padamu. Kulit dan tubuhmu penuh borok busuk. Kecantikanmu hilang. Orang-orang jijik melihatmu. Apakah kau juga masih berani bertingkah seperti ini?!"
"Saudariku, seandainya saat ini malaikat maut datang menjemputmu, apakah kau sudah siap? Apakah kau rela pada dirimu sendiri menghadap Allah dengan keadaanmu seperti ini? Apa yang akan kau katakan kepada malaikat Munkar dan Nakir di kubur? Apakah kau yakin kau bisa mempertanggungjawabkan apa yang kau lakukan saat ini pada Allah di padang mahsyar kelak?!"
Suara Rabi' yang mengalir di relung jiwa yang penuh cahaya iman itu menembus hati dan nurani wanita itu. Mendengar perkataan Rabi' mukanya menjadi pucat pasi. Tubuhnya bergetar hebat. Air matanya meleleh. Ia langsung memakai kembali kain hitam dan cadarnya. Lalu keluar dari rumah Rabi' dipenuhi rasa takut kepada Allah Ta'ala.
Perkataan Rabi' itu terus terngiang di telinga dan menggedor dinding batinnya, sampai akhirnya jatuh pingsan di tengah jalan. Sejak itu ia bertaubat dan berubah menjadi wanita ahli ibadah.
Ayo, kita didik diri dan keluarga kita menjadi pribadi-pribadi yang malu dan takutnya pada Allah menjadi benteng yang kokoh sehingga melindungi mereka terjatuh ke dalam bujuk rayu bisnis pornografi. Hingga menjadi pribadi-pribadi seperti Rabi' bin Khaitsam, atau Abu Bakar Al Miski yang seharum kasturi.
PEMUDA HARUM
Al Imam Ibnul Jauzi mengisahkan dalam Al Mawa'idz Wal Majalis tentang seorang pemuda bernama, Abu Bakar Al Miski. Dia dijuluki Al Miski (Si Kasturi) karena tubuhnya selalu menebarkan aroma wangi yang sangat harum dan khas. "Kalau boleh tahu", tanya seseorang suatu ketika, "Apa yang menyebabkan Anda selalu memakai minyak misk setiap saat?"
"Demi Allah", tuturnya, "Sungguh saya tidak pernah memakai minyak misk sejak bertahun-tahun yang lalu. Tetapi akan saya ceritakan penyebab tubuhku selalu mengeluarkan bau harum minyak kasturi.
Dahulu pernah ada seorang wanita tak berakhlak, dia menipu dan memperdayaku sehingga aku terpaksa masuk ke dalam rumahnya, dan berusaha menggoda serta merayuku. Saat itu aku bingung sekali. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan untuk bisa keluar dari rumah itu.
Akhirnya aku dapatkan penyelesaian yang kurasa agak keterlaluan. Ku katakan padanya, "Ijinkan aku pergi ke kamar mandi sebentar..." Wanita itu memanggil pembantunya dan memerintahkannya untuk mengantarku ke kamar mandi. Ketika sampai di kamar mandi aku mengambil kotoran dan mengoleskannya ke seluruh tubuhku. Aku pun kembali pada wanita itu dengan tubuh dan pakaianku yang penuh belepotan kotoran. Ia kaget sekali. Seketika itu juga ia memerintahkan pembantunya untuk mengeluarkanku dari rumahnya. Alhamdulillah, segala puji bagi-Nya. Aku pulang dan membersihkan tubuhku yang penuh dengan kotoran.
Pada malam harinya aku bermimpi mendengar suara, "Ya Aba Akbar, engkau telah melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang selainmu. Mulai sekarang akan Kujadikan tubuhmu selalu harum di dunia akhirat." Begitulah, mulai saat itu tubuhku selalu mengeluarkan bau wangi haruman minyak misk. dan itu berlanjut sampai sekarang."
Dikutip dari Majalah Aulia
peran oarng tua betul2 diharapkan dan agar anak bergaul dengan teman ayng mengajak ke jalan yg benar
BalasHapus