Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kriteria Calon Suami Ideal Bagi Muslimah

Banyak wanita muslimah yang melakukan kesalahan dalam memilih jodoh yang dapat menghalanginya merasakan kebahagiaan mahligai rumah tangga. Supaya tidak salah memilih jodoh, berikut ini kami sampaikan kriteria calon suami ideal bagi muslimah. 

Pria muslim
Gambar: pexels.com

1. Baik Agamanya

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِذَا جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِيْنَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوْهُ إِلَّا تَفْعَلُوْهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيْرٌ

“Jika datang kepadamu orang yang kau sukai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Jika tidak, akan muncul banyak bahaya dan kerusakan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Seorang ulama Salaf pernah mengatakan,
“Jangan kau nikahkan anakmu kecuali dengan orang yang bertakwa. Jika dia mencintai anakmu, dia akan memuliakannya. Jika tidak, dia takkan menyakitinya.”

Agama membuat suami takkan berbuat zhalim. Sebab, dalam bergaul dengan istrinya, dia berpegang teguh pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Pergaulilah mereka dengan cara yang baik.” (An-Nisaa’: 19)

Dan, sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Orang terbaik di antara kamu adalah orang yang terbaik terhadap keluarganya. Aku adalah orang yang terbaik di antara kamu terhadap keluargaku.” (HR. Ath-Thabarani dan Ibnu Majah)

Akal dan agama tidak membenarkan orang menikahkan anaknya kepada orang yang membayar mahar paling mahal, paling tinggi jabatannya, atau paling kaya, tanpa memperhatikan sisi agama dan akhlak pelamar tersebut. Tindakan seperti ini terjadi, disebabkan kesalahpahaman manusia terhadap hakekat dan nilai kehidupan. Anak perempuan bukan barang dagangan, dan akad nikah, bukan transaksi bisnis, tapi penyatuan sifat dengan sifat lainnya.

Itulah pandangan Islam terhadap hakekat manusia. Menurut Islam, poros kualitas seseorang adalah akhlak dan agamanya, bukan harta, ketampanan, atau jabatannya. Memprioritaskan hal-hal tersebut daripada akhlak dan agama, adalah bahaya dan kerusakan yang telah disinggung Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. 

Memperlakukan istri dengan baik, bukanlah opsi untuk dipilih, melainkan kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar.

Wahai para pemudi, banyak alasan untuk tidak menolak pemuda yang saleh yang datang melamarmu, di antaranya:
  • Dia akan memperlakukanmu sesuai dengan ajaran Allah, mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya dalam bersikap kepadamu. Jika tidak, kesalehan dan keberagamaannya itu palsu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Apakah engkau mengimani sebagian Al-Kitab dan mengingkari sebagian yang lain?” (Al-Baqarah: 81)
  • Dia akan memegang teguh ajaran Allah, sehingga dia akan menghindari dosa besar, maksiat, dan keharaman yang lain.
  • Dia akan memperlakukanmu dengan dasar rasa takut kepada Allah, sehingga dia takkan menzhalimi, merendahkan, menghina, mencela, dan memaki dirimu.
  • Dia mengetahui bahwa tuturkata yang lembut dan perbuatan yang baik terhadap dirimu, sekalipun cuma menyuapkan sesuap makanan, akan dibalas dengan pahala oleh Allah.
  • Dia memegang teguh wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Bertakwalah dalam berperilaku terhadap istri, sebab mereka ibarat tawanan di tanganmu.”
  • Dia meneladani perilaku Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam terhadap keluarganya, yaitu bergaul dengan baik, ceria, lembut, dan dermawan dalam memberikan nafkah.

2. Berakhlak Baik

Akhlak adalah watak yang terpatri dan mengkristal dengan kukuh di dalam jiwa yang memunculkan perbuatan secara spontanitas tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jika watak itu memunculkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut akal dan agama, maka itu disebut akhlak terpuji. Sedangkan jika yang muncul darinya adalah perbuatan buruk, maka watak itu disebut akhlak tercela. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Tiada sesuatu pada diri seseorang yang timbangannya pada Hari Kiamat lebih berat daripada akhlak yang baik. Dan, Allah sangat membenci orang yang keji dan nista.” (HR. At-Tirmidzi) 

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ditanya, “Apa yang paling cepat memasukkan manusia ke dalam surga?” Beliau bersabda, “Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.” Lalu, beliau ditanya, “Apa yang paling cepat memasukkan manusia ke dalam neraka.” Beliau bersabda, “Mulut dan kemaluan.” (HR. At-Tirmidzi)

Al-Fadhil Rahimahullah berkata, “Aku lebih suka ditemani penjahat yang berakhlak mulia daripada ahli ibadah yang berakhlak tercela.” 
Seorang penyair pernah bertutur: “Keberhasilan segala urusanmu bersumber pada akhlak
Jadi, kendalikan nafsumu dengan akhlak agar dia lurus”
Akhlak mulia bukan barang mewah yang dapat ditunda tunda kepemilikannya, tapi pilar kehidupan yang sangat penting. Orang yang berakhlak mulia sangat dihormati agama.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah menerangkan bagaimana konsekuensi orang yang tidak tahu malu, berperilaku menyimpang, dan melakukan kebejatan tanpa mempedulikan orang lain, dalam sabdanya, “Rasa malu dan keimanan adalah dua sisi sebuah mata uang. Jika salah satunya hilang, hilang pula yang lainnya.” (HR. Ath-Thabarani)

Akhlak mulia adalah istilah yang memuat pelbagai kebajikan dan menolak pelbagai kekejian. Mari kita ingat lagi wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Jika datang kepadamu orang yang kau sukai agama dan akhlaknya, nikahkanlah dia.” Di dalam sabda ini tampak jelas keagungan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang tidak berbicara atas dasar hawa nafsu. Beliau mengatakan, “Orang yang kau sukai agama dan akhlaknya,” dan bukannya, “Orang yang kau sukai ketampanan dan hartanya.”

Kriteria Ketampanan Laki-laki

Dalam kehidupan rumah tangga, ketampanan suami tidak sepenting kecantikan istri. Suami yang tidak terlalu tampan dapat menggantinya dengan sifat lain, seperti kemuliaan, pengetahuan, dan kekayaan. Salah satu kriteria ketampanan laki-laki di mata perempuan adalah kekuatan tubuhnya.

Putri Nabi Syuaib Alaihissalam terpesona oleh kekuatan Nabi Musa Alaihissalam, sehingga dia tidak kuasa untuk tidak memuji beliau di hadapan ayahnya dengan harapan dinikahkan dengan beliau. Al-Qur‘an menceritakan, “Salah seorang putrinya berkata, ‘Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena orang terbaik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (Al-Qashash: 26)

Selain itu, kriteria ketampanan laki-laki yang disukai wanita adalah sebagai berikut:
Berpundak lebar, kebalikan dari perempuan. 
Bertubuh tinggi, atau lebih tinggi daripada istrinya, minimal sama.
Berbulu lebat di wajah atau tubuhnya.

Abbas Mahmud Al-Aqqad mengatakan, “Lelaki yang paling disukai wanita adalah lelaki yang bisa membuat anak kecil nyaman bergaul dengannya, menerima kelembutannya, takut kepada kemarahannya, mengharapkan keridhaannya, dan tidak membenci celaan atau hukuman yang diberikannya.” 

Kebanyakan wanita menyukai lelaki yang kaya, berharta banyak, dan murah hati. Kemurahan hati dapat menutup banyak aib, sebagaimana didendangkan oleh Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah dalam bait-bait syairnya:
“Siapakah orang yang aibnya di dunia tidak banyak
Siapakah orang yang tidak ingin aibnya tidak tampak
Semua aib di dunia dapat tertutupi oleh kemurahan hati
Orang bilang, semua aib dapat ditutupi kemurahan hati”
Harta adalah kehormatan manusia. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Kehormatan adalah harta dan kemuliaan adalah taqwa.” (HR. At-Tirmidzi)1) Beliau bersabda, “Kehormatan yang dikejar para pencinta dunia adalah kekayaan.” (HR. Ahmad dan An-Nasa`i) Harta bukan penyebab utama kebahagiaan, tapi merupakan pelengkap dari kebahagiaan itu sendiri. Harta tidak boleh menjadi alasan utama pernikahan, apalagi jika sampai mengorbankan agama, akhlak, tanggung jawab, wawasan, dan pengetahuan.

Ada orang yang digoda temannya, “Istrimu tidak menyukaimu karena engkau sudah mulai beruban.” Dia menjawab, “Istriku suka dengan pemuda, karena aku tidak punya banyak harta. Sungguh, sekiranya aku setua Nuh, berambut putih seperti Iblis, punya citra seperti Munkar dan Nakir, namun aku juga punya banyak harta, tentu aku lebih disukainya daripada pemuda seganteng Yusuf, berakhlak seperti Dawud, semuda Isa, murah hati seperti Hatim, dan lembut seperti Ahnaf.”

Kebahagiaan dan Uang

Bagi orang yang tidak punya uang, uang tampak menjadi inti dan sentra dari kebahagiaan. Tapi, jika dia memilikinya, pandangannya akan berbeda. Dia akan tahu bahwa uang adalah kulit pembungkus kebahagiaan, bukan inti kebahagiaan. Uang dapat membuatmu membeli makanan, dan bukannya selera makan; membeli obat, bukan kesembuhan; mendatangkan pembantu, bukan sahabat setia; mengoleksi barang-barang, bukan kebahagiaan. Uang boleh jadi dapat memberimu hari-hari penuh canda tawa, tapi belum tentu dapat memberimu hari-hari bahagia.

Secara ringkas, sifat laki-laki yang disukai wanita adalah:
  • Baik hati.
  • Sukses dan kaya.
  • Mulia.
  • Berani membela pendapat dan bertindak. 5. Berwatak tenang, namun bisa marah pada saatnya.
  • Cerdas, pintar, dan berpribadian kuat.
  • Bertubuh lebih tinggi darinya.
  • Menghormati dan menghargai wanita, serta bersimpati dengan masalah-masalahnya.
  • Tidak terlalu gemuk.



Disadur dari buku "Untukmu yang Akan Menikah & Telah Menikah", Karya Syaikh Fuad Shalih, terbitan Pustaka Al-Kautsar.

Posting Komentar untuk "Kriteria Calon Suami Ideal Bagi Muslimah"